BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Sidik jari dibentuk sejak lahir. Pola whorl mempunyai genotip LL, pola Arch adalah ll , sedangkan pola heterozigot adalah looped Ll. Dermatoglifik adalah rigi epidermis (epidermal ridge) pada kulit permukaan telapak tangan, jari tangan, telapak kaki, dan jari kaki pada primata dan mamalia. Dermatoglifik juga merupakan istilah yang dipakai untuk menyatakan ilmu yang mempelajari tentang seluk beluk rigi epidermis itu sendiri. Dermatoglifik sudah sejak lama digunakan di kepolisian dan kedokteran kehakiman sebagai alat identifikasi. Masyarakat pada umumnya lebih banyak mengenal dermatoglifik sebagai alat identifikasi. Padahal dermatoglifik bukan hanya alat identifikasi semata. Dermatoglifik sangat kuat ditentukan secara genetik. Para ilmuwan mencoba mengembangkan dermatoglifik sebagai alat dalam mendiagnosis penyakit genetik.
Dermatoglifik sebagai alat identifikasi sudah sejak lama digunakan di kepolisian dan kedokteran kehakiman. Sidik jari sebagai alat identifikasi lebih umum dikenal masyarakat daripada dermatoglifik. Sidik jari adalah bagian dari dermatoglifik itu sendiri. Selain sebagai alat identifikasi dermatoglifik juga digunakan dalam melihat hubungan kekerabatan antara kelompok masyarakat tertentu. Akhir-akhir ini dermatoglifik banyak dikembangkan sebagai alat bantu diagnosis penyakit genetik. Hal ini terkait dengan beberapa bukti bahwa pada orang-orang yang mengalami kelainan genetik ternyata memiliki dermatoglifik yang khas dan berbeda dengan orang normal.
Publikasi dermatoglifik pertamakali oleh Nehemiah Grew pada tahun 1648. Masyarakat Cina diduga yang pertamakali menggunakan dermatoglifik sebagai bagian dari acara ritual). Dermatoglifik sebagai alat identifikasi diperkenalkan pertama kali di India pada tahun 1870-an oleh Sir William Herschel. Pada tahun 1880 Herschel dan Henry Faulds memperkenalkan dermatoglifik kepada masyarakat Inggris sebagai metoda yang sangat potensial untuk mengidentifikasi kejahatan. Francis Galton kemudian berupaya keras menggunakan dermatoglifik yang didasari kaidah ilmiah. Istilah dermatoglifik diperkenalkan pertama kali oleh Cummin dan Midloo pada tahun 1926. Pada awalnya dermatoglifik hanya diketahui keberadaannya pada manusia. Namun kemudian dermatoglifik ditemukan pula pada semua jenis primata. Pada primata yang menggunakan ekornya sebagai alat penggantung, dermatoglifik juga ditemukan pada ekornya (Supriyo, 1989). Dermatoglifik juga ditemukan pada telapak kaki tikus. Secara anatomis dermatoglifik akan membuat permukaan kasar pada telapak tangan jari tangan, telapak kaki, dan jari kaki yang berfungsi dalam membantu proses memegang atau berpijak sehingga tidak tergelincir.
Dermatoglifik terbentuk pada tonjolan-tonjolan (volar pad) kulit telapak tangan, telapak kaki, jari tangan, dan jari kaki. Pembentukan dermatoglifik dimulai dengan proliferasi sel epitel basal epidermis volar pad sekitar minggu ke-10 sampai minggu ke-11 kehamilan. Sel-sel yang mengalami proliferasi ini kemudian membentuk lipatan-lipatan. Lipatan-lipatan ini kemudian menjadi rigi epidermis (epidermal ridge). Periode kritis pembentukan rigi epidermis ini terjadi pada kehamilan berumur tiga bulan. Pada bulan ke-enam kehamilan pembentukan dermatoglifik berakhir sepenuhnya. Proses pembentukan dermatoglifik pada kaki terjadi dua sampai tiga minggu setelah proses pembentukan dermatoglifik pada tangan dimulai. Pada beruk (Macaca nemestrina) masa pembentukan dermatoglifik berkisar antara hari ke-55 sampai hari ke-70 kebuntingan .
Dermatoglifik diturunkan secara poligenik. Sekali suatu pola dermatoglifik telah terbentuk, maka pola itu akan tetap selamanya, tidak dipengaruhi oleh umur, pertumbuhan dan perubahan lingkungan). Menurut Slatis et al. (1976), pola dasar dermatoglifik manusia semuanya berpola loop ulnar. Namun ada tujuh gen lain yang turut berperan, sehingga terjadi variasi pola dermatoglifik. Walaupun dermatoglifik sangat kuat ditentukan secara genetik tapi selama periode kritis, dermatoglifik dapat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan prenatal.
Menurut Schaumann dan Alter, 1976, pola dermatoglifik berdasarkan klasifikasi Galton dibedakan atas tiga pola dasar yaitu arch (busur), whorl (pusaran), dan loop (lengkung). Disamping ketiga pola dasar tersebut juga dikenal pola dasar open field yang berupa garis lurus sejajar. Arch adalah pola dermatoglifik yang dibentuk oleh rigi epidermis yang berupa garis-garis sejajar melengkung seperti busur. Ada dua macam pola arch yaitu plain arch dan tented arch. Sekitar 10% sidik jari manusia berpola arch. Pola arch pada dermatoglifik monyet (Macaques) kurang umum dikenal. Justru sebaliknya pola open field lebih dikenal pada dermatoglifik monyet (Iwamoto dan Suryobroto, 1990).Open field adalah pola dermatoglifik berupa garis-garis sejajar lurus atau sedikit melengkung. Open field sering dianggap sebagai rigi epidermis yang tidak mempunyai pola, karena itu diabaikan pada manusia.
Loop adalah pola dermatoglifik berupa alur garis-garis sejajar yang berbalik 1800. Ada tiga syarat yang harus dipenuhi agar suatu pola dermatoglifik dapat disebut sebagai loop, yaitu ada pusat (core), memiliki delta dan paling sedikit ada satu garis rigi epidermis yang berbalik 1800 melintasi delta dan pusat.
Pada dasarnya ada dua macam loop baik pada tangan maupun pada kaki sesuai dengan alur membuka garis-garis penyusunnya. Pada tangan dikenal loop radial dan loop ulnar sedang pada kaki dikenal loop tibial dan loop fibular.
Whorl adalah pola dermatoglifik yang dibentuk oleh garis-garis rigi epidermis yang memutar berbentuk pusaran. Ada empat macam pola whorl yaitu plain whorl, central pocket loop, double loop, dan accidental whorl.
Komponen pola dermatoglifik ada tiga yaitu garis tipe (type line), delta dengan tri radii-nya, dan pusat (core). Garis tipe adalah dua buah garis yang paling dalam di daerah pola, yang berjalan sejajar, divergen, mengelilingi atau cenderung mengelilingi daerah pola. Daerah pola adalah cetakan dermatoglifik yang mengandung pola dermatoglifik yang difinitif. Delta merupakan daerah yang berbentuk segitiga dengan pusat yang disebut tri radii. Titik tengah dari tri radii disebut triradiant point. Triradial point merupakan titik dari mana garis-garis rigi epidermis dihitung. Sedangkan pusat (core) adalah pusat dari pola dermatoglifik.
Walaupun secara umum garis-garis rigi epidermis yang membentuk pola dermatoglifik kelihatan sama tetapi bila diamati secara seksama akan memperlihatkan detail yang berbeda-beda. Detail struktur rigi epidermis oleh Galton disebut minutiae. Detail rigi ini sangat bervariasi dalam jumlah, tipe, bentuk, dan posisi serta sangat khas untuk tiap individu. Detail rigi sangat bernilai dalam penerapan dermatoglifik sebagai alat identifikasi. Namun pada penerapan dermatoglifik sebagai alat diagnosis di bidang kedokteran (genetika) detail rigi ini kurang punya nilai dan diabaikan .
Variasi pola dermatoglifik suatu spesies berbeda dengan spesies yang lain dan menunjukkan kekhasan pada spesies tersebut. Pada manusia bahkan ditemukan adanya perbedaan variasi pola dermatoglifik antar etnis atau trah. Variasi pola dermatoglifik merupakan hasil gabungan antara pengaruh genetik dan lingkungan prenatal. Gangguan proliferasi sel epitel epidermis, tekanan pada kulit, gangguan pertumbuhan pembuluh darah perifer dan saraf perifer, kekurangan pasokan oksigen, dan gangguan proses keratinisasi saat pertumbuhan embrio dapat mempengaruhi variasi dermatoglifik. Gangguan-gangguan tersebut akan sangat nyata pengaruhnya bila terjadi pada kehamilan sebelum berumur 19 minggu .Kelainan-kelainan yang dapat mempengaruhi dermatoglifik antara lain trisomi 13, trisomi 18, trisomi 21 (Dawn syndrome), monosomi kromosom X (Turner syndrome), Klinefelter, polisomi kromosom X , polisomi kromosom Y, cri-du-chart syndrome. Infeksi cytomegalovirus, penyakit rubella prenatal (Purvis dan Menser, 1973; Soekarto, 1978) dikatakan dapat mempengaruhi dermatoglifik. menyatakan alkohol yang dikonsumsi seorang ibu yang sedang mengandung dapat mempengaruhi dermatoglifik anaknya.
Cekaman prenatal ternyata dapat meningkatkan asimetri dermatoglifik pada monyet (Macaca nemestrina). Rafiah (1990) mendapatkan adanya perbedaan jumlah sulur dermatoglifik yang lebah banyak pada kelompok sarjana dengan yang bukan sarjana. Penelitian yang dilakukan oleh Daniela et al.,(1991) memperlihatkan adanya perbedaan karakteristik dermatoglifik yang menciri pada remaja yang menderita hipertensi dibandingkan dengan normal. Berdasarkan keterkaitan ini, Daniela et al.,(1991) mengatakan dermatoglifik nantinya dapat dipakai sebagai penanda resiko kecenderungan terjadinya hipertensi dengan cara yang lebih murah, mudah (non invasiv) dan lebih cepat dibandingkan metode lain yang telah berkembang saat ini.
Pemberian testosteron prenatal mempengaruhi dermatoglifik monyet maupun manusia. Makol et al.,(1994) menemukan frekeuensi pola dermatoglifik yang berbeda nyata antara pria infertil dengan pria normal. Tingkat asimetri dermatoglifik anak-anak yang mengalami keterbelakangan perkembangan mental secara statistika berbeda nyata dengan dermatoglifik anak-anak normal (Naugler dan Ludman, 1996).Berdasarkan hal tersebut Naugler dan Ludman (1996) mengatakan fluktuasi asimetri dermatoglifik mempunyai potensi sebagai penanda terjadinya resiko gangguan perkembangan mental. Orang yang menderita cystic fibrosis juga dikatakan mempunyai karakter dermatoglifik yang khas dan berbeda dengan orang normal Garis tangan (crease) yang merupakan unsur dermatoglifik juga dapat dipakai sebagai penanda bagaimana seseorang mengolah informasi yang terkait dengan karakter emosionalnya.
Dermatoglifik dengan detailnya (minutiae) bersifat khas dan berbeda pada tiap individu banyak digunakan sebagai alat identifikasi. Variasi pola dermatoglifik suatu spesies berbeda dengan spesies yang lain dan menunjukkan kekhasan pada spesies tersebut.Maka dari itu dalam bidang antropologi, dermatoglifik banyak digunakan untuk melihat hubungan kekerabatan antar kelompok masyarakat yang terisolasi baik secara geografis maupun budaya. Orang-orang yang menderita kelainan genetik mempunyai karakter dermatoglifik yang khas dan berbeda dengan orang lain. Kekhasan karakter dermatoglifik pada kelainan tertentu dalam bidang kedokteran dapat dipakai sebagai penanda dalam membantu mendiagnosis.(Veteriner.2002)
Dermatoglifik sebagai alat identifikasi sudah sejak lama digunakan di kepolisian dan kedokteran kehakiman. Sidik jari sebagai alat identifikasi lebih umum dikenal masyarakat daripada dermatoglifik. Sidik jari adalah bagian dari dermatoglifik itu sendiri. Selain sebagai alat identifikasi dermatoglifik juga digunakan dalam melihat hubungan kekerabatan antara kelompok masyarakat tertentu. Akhir-akhir ini dermatoglifik banyak dikembangkan sebagai alat bantu diagnosis penyakit genetik. Hal ini terkait dengan beberapa bukti bahwa pada orang-orang yang mengalami kelainan genetik ternyata memiliki dermatoglifik yang khas dan berbeda dengan orang normal.
Publikasi dermatoglifik pertamakali oleh Nehemiah Grew pada tahun 1648. Masyarakat Cina diduga yang pertamakali menggunakan dermatoglifik sebagai bagian dari acara ritual). Dermatoglifik sebagai alat identifikasi diperkenalkan pertama kali di India pada tahun 1870-an oleh Sir William Herschel. Pada tahun 1880 Herschel dan Henry Faulds memperkenalkan dermatoglifik kepada masyarakat Inggris sebagai metoda yang sangat potensial untuk mengidentifikasi kejahatan. Francis Galton kemudian berupaya keras menggunakan dermatoglifik yang didasari kaidah ilmiah. Istilah dermatoglifik diperkenalkan pertama kali oleh Cummin dan Midloo pada tahun 1926. Pada awalnya dermatoglifik hanya diketahui keberadaannya pada manusia. Namun kemudian dermatoglifik ditemukan pula pada semua jenis primata. Pada primata yang menggunakan ekornya sebagai alat penggantung, dermatoglifik juga ditemukan pada ekornya (Supriyo, 1989). Dermatoglifik juga ditemukan pada telapak kaki tikus. Secara anatomis dermatoglifik akan membuat permukaan kasar pada telapak tangan jari tangan, telapak kaki, dan jari kaki yang berfungsi dalam membantu proses memegang atau berpijak sehingga tidak tergelincir.
Dermatoglifik terbentuk pada tonjolan-tonjolan (volar pad) kulit telapak tangan, telapak kaki, jari tangan, dan jari kaki. Pembentukan dermatoglifik dimulai dengan proliferasi sel epitel basal epidermis volar pad sekitar minggu ke-10 sampai minggu ke-11 kehamilan. Sel-sel yang mengalami proliferasi ini kemudian membentuk lipatan-lipatan. Lipatan-lipatan ini kemudian menjadi rigi epidermis (epidermal ridge). Periode kritis pembentukan rigi epidermis ini terjadi pada kehamilan berumur tiga bulan. Pada bulan ke-enam kehamilan pembentukan dermatoglifik berakhir sepenuhnya. Proses pembentukan dermatoglifik pada kaki terjadi dua sampai tiga minggu setelah proses pembentukan dermatoglifik pada tangan dimulai. Pada beruk (Macaca nemestrina) masa pembentukan dermatoglifik berkisar antara hari ke-55 sampai hari ke-70 kebuntingan .
Dermatoglifik diturunkan secara poligenik. Sekali suatu pola dermatoglifik telah terbentuk, maka pola itu akan tetap selamanya, tidak dipengaruhi oleh umur, pertumbuhan dan perubahan lingkungan). Menurut Slatis et al. (1976), pola dasar dermatoglifik manusia semuanya berpola loop ulnar. Namun ada tujuh gen lain yang turut berperan, sehingga terjadi variasi pola dermatoglifik. Walaupun dermatoglifik sangat kuat ditentukan secara genetik tapi selama periode kritis, dermatoglifik dapat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan prenatal.
Menurut Schaumann dan Alter, 1976, pola dermatoglifik berdasarkan klasifikasi Galton dibedakan atas tiga pola dasar yaitu arch (busur), whorl (pusaran), dan loop (lengkung). Disamping ketiga pola dasar tersebut juga dikenal pola dasar open field yang berupa garis lurus sejajar. Arch adalah pola dermatoglifik yang dibentuk oleh rigi epidermis yang berupa garis-garis sejajar melengkung seperti busur. Ada dua macam pola arch yaitu plain arch dan tented arch. Sekitar 10% sidik jari manusia berpola arch. Pola arch pada dermatoglifik monyet (Macaques) kurang umum dikenal. Justru sebaliknya pola open field lebih dikenal pada dermatoglifik monyet (Iwamoto dan Suryobroto, 1990).Open field adalah pola dermatoglifik berupa garis-garis sejajar lurus atau sedikit melengkung. Open field sering dianggap sebagai rigi epidermis yang tidak mempunyai pola, karena itu diabaikan pada manusia.
Loop adalah pola dermatoglifik berupa alur garis-garis sejajar yang berbalik 1800. Ada tiga syarat yang harus dipenuhi agar suatu pola dermatoglifik dapat disebut sebagai loop, yaitu ada pusat (core), memiliki delta dan paling sedikit ada satu garis rigi epidermis yang berbalik 1800 melintasi delta dan pusat.
Pada dasarnya ada dua macam loop baik pada tangan maupun pada kaki sesuai dengan alur membuka garis-garis penyusunnya. Pada tangan dikenal loop radial dan loop ulnar sedang pada kaki dikenal loop tibial dan loop fibular.
Whorl adalah pola dermatoglifik yang dibentuk oleh garis-garis rigi epidermis yang memutar berbentuk pusaran. Ada empat macam pola whorl yaitu plain whorl, central pocket loop, double loop, dan accidental whorl.
Komponen pola dermatoglifik ada tiga yaitu garis tipe (type line), delta dengan tri radii-nya, dan pusat (core). Garis tipe adalah dua buah garis yang paling dalam di daerah pola, yang berjalan sejajar, divergen, mengelilingi atau cenderung mengelilingi daerah pola. Daerah pola adalah cetakan dermatoglifik yang mengandung pola dermatoglifik yang difinitif. Delta merupakan daerah yang berbentuk segitiga dengan pusat yang disebut tri radii. Titik tengah dari tri radii disebut triradiant point. Triradial point merupakan titik dari mana garis-garis rigi epidermis dihitung. Sedangkan pusat (core) adalah pusat dari pola dermatoglifik.
Walaupun secara umum garis-garis rigi epidermis yang membentuk pola dermatoglifik kelihatan sama tetapi bila diamati secara seksama akan memperlihatkan detail yang berbeda-beda. Detail struktur rigi epidermis oleh Galton disebut minutiae. Detail rigi ini sangat bervariasi dalam jumlah, tipe, bentuk, dan posisi serta sangat khas untuk tiap individu. Detail rigi sangat bernilai dalam penerapan dermatoglifik sebagai alat identifikasi. Namun pada penerapan dermatoglifik sebagai alat diagnosis di bidang kedokteran (genetika) detail rigi ini kurang punya nilai dan diabaikan .
Variasi pola dermatoglifik suatu spesies berbeda dengan spesies yang lain dan menunjukkan kekhasan pada spesies tersebut. Pada manusia bahkan ditemukan adanya perbedaan variasi pola dermatoglifik antar etnis atau trah. Variasi pola dermatoglifik merupakan hasil gabungan antara pengaruh genetik dan lingkungan prenatal. Gangguan proliferasi sel epitel epidermis, tekanan pada kulit, gangguan pertumbuhan pembuluh darah perifer dan saraf perifer, kekurangan pasokan oksigen, dan gangguan proses keratinisasi saat pertumbuhan embrio dapat mempengaruhi variasi dermatoglifik. Gangguan-gangguan tersebut akan sangat nyata pengaruhnya bila terjadi pada kehamilan sebelum berumur 19 minggu .Kelainan-kelainan yang dapat mempengaruhi dermatoglifik antara lain trisomi 13, trisomi 18, trisomi 21 (Dawn syndrome), monosomi kromosom X (Turner syndrome), Klinefelter, polisomi kromosom X , polisomi kromosom Y, cri-du-chart syndrome. Infeksi cytomegalovirus, penyakit rubella prenatal (Purvis dan Menser, 1973; Soekarto, 1978) dikatakan dapat mempengaruhi dermatoglifik. menyatakan alkohol yang dikonsumsi seorang ibu yang sedang mengandung dapat mempengaruhi dermatoglifik anaknya.
Cekaman prenatal ternyata dapat meningkatkan asimetri dermatoglifik pada monyet (Macaca nemestrina). Rafiah (1990) mendapatkan adanya perbedaan jumlah sulur dermatoglifik yang lebah banyak pada kelompok sarjana dengan yang bukan sarjana. Penelitian yang dilakukan oleh Daniela et al.,(1991) memperlihatkan adanya perbedaan karakteristik dermatoglifik yang menciri pada remaja yang menderita hipertensi dibandingkan dengan normal. Berdasarkan keterkaitan ini, Daniela et al.,(1991) mengatakan dermatoglifik nantinya dapat dipakai sebagai penanda resiko kecenderungan terjadinya hipertensi dengan cara yang lebih murah, mudah (non invasiv) dan lebih cepat dibandingkan metode lain yang telah berkembang saat ini.
Pemberian testosteron prenatal mempengaruhi dermatoglifik monyet maupun manusia. Makol et al.,(1994) menemukan frekeuensi pola dermatoglifik yang berbeda nyata antara pria infertil dengan pria normal. Tingkat asimetri dermatoglifik anak-anak yang mengalami keterbelakangan perkembangan mental secara statistika berbeda nyata dengan dermatoglifik anak-anak normal (Naugler dan Ludman, 1996).Berdasarkan hal tersebut Naugler dan Ludman (1996) mengatakan fluktuasi asimetri dermatoglifik mempunyai potensi sebagai penanda terjadinya resiko gangguan perkembangan mental. Orang yang menderita cystic fibrosis juga dikatakan mempunyai karakter dermatoglifik yang khas dan berbeda dengan orang normal Garis tangan (crease) yang merupakan unsur dermatoglifik juga dapat dipakai sebagai penanda bagaimana seseorang mengolah informasi yang terkait dengan karakter emosionalnya.
Dermatoglifik dengan detailnya (minutiae) bersifat khas dan berbeda pada tiap individu banyak digunakan sebagai alat identifikasi. Variasi pola dermatoglifik suatu spesies berbeda dengan spesies yang lain dan menunjukkan kekhasan pada spesies tersebut.Maka dari itu dalam bidang antropologi, dermatoglifik banyak digunakan untuk melihat hubungan kekerabatan antar kelompok masyarakat yang terisolasi baik secara geografis maupun budaya. Orang-orang yang menderita kelainan genetik mempunyai karakter dermatoglifik yang khas dan berbeda dengan orang lain. Kekhasan karakter dermatoglifik pada kelainan tertentu dalam bidang kedokteran dapat dipakai sebagai penanda dalam membantu mendiagnosis.(Veteriner.2002)
BAB II
RUMUSAN MASALAH
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan hal-hal yang telah di uraikan pada pendahuluan Bab I,adapun permasalahan yang saya temukan dan saya angkat dalam makalah ini antara lain:
1. Apa pengertian sidik jari
2. Apakah ada bentuk pokok sidik jari? Kalau ada sebutkan?
3. Apa pengertian dari titik fokus pada sidik jari?
BAB III
TUJUAN
TUJUAN
Tujuan penulisan makalah ini tidak lain untuk:
1. Memenuhi salah stu tugas perorangan mata kuliah Biologi Molekuler.
2. Menambah wawasan seputar Biologi Molekuler.
3. Mengetahui lebih jauh tentang sidik jari.
BAB IV
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
Sidik jari adalah hasil reproduksi tapak jari baik yang sengaja diambil,dicapkan dengan tinta, maupun bekas yang ditinggalkan pada benda karena pernah tersentuh dengan kulit telapak tangan/kaki. Kulit telapak adalah kulit pada bagian telapak tangan mulai dari pangkal pergelangan sampai kesemua ujung jari dan kulit bagian dari telapak kaki mulai dari tumit sampai ke ujung jari yang mana pada daerah tersebut terdapat garis halus menonjol yang keluar satu sama lain yang dipisahkan oleh celah/alur yang membentuk lukisan tertentu. Kulit tapak terdiri dari 2 lapisan :
1. Lapisan dermal adalah kulit jangat/kulit yang sebenarnya. Kulit inilah yang menentukan garis yang ada pada permukaan kulit telapak.
2. Lapisan epidermal adalah lapisan kulit luar/garis papilar. Garis inilah yang menjadi perhatian kita untuk menentukan bentuk pokok perumusan dan perbandingan sidik jari.
Jenis sidik jari dibagi menjadi tiga macam,yaitu:
1. Visible impression adalah sidik jari yang dapat langsung dilihat tanpa menggunakan alat bantu.
2. Laten impression adalah sidik jari yang biasanya tidak dapat dilihat langsung tetapi harus dengan menggunakan beberapa cara pengembangan terlebih dahulu supaya dapat nampak lebih jelas.
3. Plastic impression adalah sidik jari yang berbekas pada benda yang lunak seperti sabun, gemuk, permen, coklat.
Sedangkan untuk sidik jari yang mengalami kerusakan atau cacat dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Cacat sementara adalah cacat pada bagian kulit luar (epidermal) dan garis yang cacat /rusak tersebut dapat sembuh kembali seperti semula.
2. Cacat tetap adalah cacat yang disebabkan karena ikut rusaknya garis yang sampai lapisan dermal.
Sidik jari yang cacat tetap atau sementara biasnya tidak akan mempengaruhi identifikasi terhadap jari kecuali apabila sidik jari rusak sama sekali.
Bentuk Pokok Sidik Jari
Ada tiga bentuk sidik jari yaitu busur (arch), sangkuatn (loop), dan lingkaran (whorl). Bentuk pokok tersebut terbagi lagi menjadi beberapaa sub-group yaitu bentuk busur terbagi menjadi plain arch dan tented arch, bentuk sangkutan terbagi menjadi Ulnar loop dan Radial loop, sedangkan bentuk lingkaran terbagi menjadi Plain whorl, Central pocket loop whorl, Double loop whorl dan Accidental whorl. Perbedaan utama dari ketiga bentuk pokok tersebut terletak pada keberadaan core dan delta pada lukisan sidik jarinya.
a. Loop (Sangkuatan) Loop
Adalah bentuk pokok sidik jari dimana satu garis atau lebih datang dari satu sisi lukisan, melereng, menyentuh atau melintasi suatu garis bayangan yang ditarik antara delta dan core, berhenti atau cenderung berhenti kearah sisi semula. Syarat-syarat (ketentuan) Loop:
1. Mempunyai sebuah delta.
2. Mempunyai sebuah core.
3. Ada garis melengkung yang cukup.
4. Mempunyai bilangan garis (Ridge Counting) >= 1 Bentuk loop terdiri dari 2 jenis, yaitu:
1. Ulnar loop : garisnya memasuki pokok lukisan dari sisi yang searah dengan kelingking, melengkung ditengah pokok lukisan dan kembali atau cenderung kembali ke arah sisi semula.
2. Radial loop : garisnya memasuki pokok lukisan dari sisi yang searah dengan jempol, melengkung di tengah pokok lukisan dan kembali atau cenderung kembali ke arah sisi semula.
b. Arch (Busur) Arch
Merupakan bentuk pokok sidik jari yang semua garis-garisnya datang dari satu sisi lukisan, mengalir atau cenderung mengalir ke sisi yang lain dari lukisan itu, dengan bergelombang naik ditengah-tengah. Arch terdiri dari:
1. Plain Arch adalah bentuk pokok sidik jari dimana garis-garis dating dari sisi lukisan yang satu mengalir ke arah sisi yang lain, dengan sedikit bergelombang naik ditengah.
2. Tented arch (Tiang Busur) adalah bentuk pokok sidik jari yang memiliki garis tegak (upthrust) atau sudut (angle) atau dua atau tiga ketentuan loop.
c. Whorl (Lingkaran) Whorl
Adalah bentuk pokok sidik jari, mempunyai 2 delta dan sedikitnya satu garis melingkar di dalam pattern area, berjalan didepan kedua delta. Jenis whorl terdiri dari Plain whorl, Central pocket loop whorl, Double loop whorl dan Accidental whorl.
Titik Fokus ( Focus Point )
Keberadaan titik fokus didalam sidik jari akan berperan penting dalam menentukan termasuk klasifikasi apa sidik jari tersebut. Dalam pengklasifikasian dikenal dua jenis titik fokus yaitu delta yang merupakan titik fokus luar (outer terminus) dan core yang merupakan titik fokus dalam (inner terminus). Tidak semua sidik jari memiliki titik fokus tergantung jenis/klasifikasi dari sidik jarinya. a. Core (inter terminus) titik fokus dalam Core adalah titik tengah yang terdapat pada garis sidik jari loop yang terdalam dan terjauh dari delta. Dapat dikatakan bahwa core merupakan titik tengah atau pusat dari lukisan sidik jari. Dalam menentukan letak core berlaku beberapa ketentuan dibawah ini :
1. Core ditempatkan pada garis sangkutan (loop) yang posisinya terletak paling dalam.
2. Apabila garis sangkutan yang terdalam tidak berisi garis-berakhir atau garis-pendek yang naik sampai setinggi bahu sangkutan core ditempatkan pada bahu sangkutan yang posisinya terletak lebih jauh dari posisi delta.
3. Apabila sangkutan terdalam berisi n (ganjil) buah garis-berakhir yang naik sampai bahu sangkutan core ditempatkan pada ujung garis yang paling tengah.
4. Apabila sangkutan terdalam berisi n (genap) buah garis-berakhir yang naik sampai ke bahu loop core ditempatkan pada ujung garis yang posisinya paling tengah dan terletak paling jauh dari dari posisi delta.
Namun pada prakteknya letak core tidak selalu dapat ditentukan dengan aturan-aturan yang telah disebutkan diatas. Ada dua kasus yang pada umumnya dapat mengaburkan dalam menentukan letak core ini. Kasus yang pertama adanya garis tambahan (appendage). munculnya appendage ini dapat merusak garis sidik jari bila appendage tersebut muncul disuatu garis sidik jari yang letaknya berada pada daerah melengkung antara bahu garis sangkutan. Apabila appendage ini akan dianggap sebagai garis berhenti bagi sangkutan yang tepat berada diluarnya. Kasus yang kedua adalah adanya garis loop yang terdalam (garis sangkutan) yang saling memotong satu sama lain (inter locking loop). Pada kasus ini kedua garis sangkutan yang saling memotong tersebut dianggap sebagai salah satu sangkutan dimana garis di dalamnya seakan-akan merupakan garis yang naik sampai setinggi bahu loop.
Delta (outer terminus) titik fokus luar. Delta dalam pengertian sehari-hari adalah gugusan yang terdapat pada muara sungai air yang mengalir ke laut atau danau selalu membawa Lumpur dan batu sehingga lama kelamaan terbentuk suatu gugusan pulau yang disebut “delta”. Delta yang sebenarnya pada sidik jari adalah titik/garis yang terdapat pada pusat perpisaan garis type lines. Delta merupakan titik fokus yang terletak didepan pusat berpisahnya garis pokok (type lines). Garis pokok lukisan merupakan dua buah garis yang paling dalam dari sejumlah garis yang berjajar (paralel) dan memisah serta (cenderung) melingkupi pokok lukisan (pattern area). Pokok lukisan adalah daerah/ruangan putih yang dikelilingi oleh garis type lines yang mana ruangan tersebut merupakan tempat lukisan garis sidik jari. Pada kenyataannya tidak semua sidik jari memiliki delta tetapi ada juga sidik jari yang memiliki lebih dari satu delta.
Ada beberapa ketentuan yang harus diperhatikan dalam menentukan posisi delta, yaitu:
a. Delta tidak boleh ditempatkan pada garis membelah yang tidak terbuka kearah core.
b. Apabila harus memilih antara garis membelah dan kemungkinan delta, maka garis membelah yang dipilih.
c. Apabila terdapat dua atau lebih garis-garis yang memenuhi syarat delta maka pilih yang terdekat dengan core.
d. Delta tidak boleh ditempatkan di tengah-tengah garis yang berada di antara garis pokok tetapi harus ditempatkan pada ujung garis yang terdekat letaknya dengan pusat berpisahnya garis pokok.
Ridge Counting
Ridge counting merupakan bilangan garis yang menyentuh atau melintasi garis bayangan yang ditarik antara delta dan core (delta dan core tidak ikut masuk dalam penghitungan bilangan garis). Garis-garis yang kelihatannya sangat halus (tipis) dicelah-celah garis-garis yang tebal disebut insipientridge, dan garis ini tidak ikut dihitung karena biasanya tidak selalu ada. Sedangkan, bagaimanapun kecilnya ukuran sebuah titik(dot), garis pendek (short ridge) harus diperlakukan garis sidik jari yang ikut dihitung, apabila sama tebalnya dengan garis-garis yang lain.
Rumus Sidik Jari (Classification Formula)
Rumus sidik jari merupakan salah satu cara identifikasi. Dalam dunia kepolisian, rumus jari digunakan sebagai cara untuk menidentifikasi seseorang. Karena sidik jari merupakan bentuk yang unik dan berbeda pada setiap orang, maka rumus sidik jari pun akan berbeda pada tiap orang. Perumusan sidik jari (classification formula ) merupakan pembubuhan tanda pada tiap-tiap kolom kartu sidik jari yang menunjukkan interprestasi mengenai bentuk pokok, jumlah bilangan garis, bentuk loop, dan jalannya garis.
DAFTAR PUSTAKA
http://analisasidikjari.wordpress.com/2009/05/24/gaya-belajar-fingerprint-test-analisa-sidik-jari/
http://one.indoskripsi.com/node/3858
http://id.wikipedia.org/wiki/Sidik_jari
http://www.keajaibanalquran.com/biology_10.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Sidik_jari
http://www.lintasberita.com/Entertainment/Sains/Rahasia-di-Balik-Sidik-Jari
http://www.apakabardunia.com/post/tahukah-kamu/rahasia-di-balik-sidik-jari
http://www.ittelkom.ac.id/library/index.php?view=article&catid=15%3Apemrosesan-sinyal&id=529%3Adaktiloskopi-ilmu-sidik-jari
http://makalahbiologiku.blogspot.com/2009/12/genetik-jari-manusia_14.html
2 komentar:
Posting Komentar