Senin, 20 Desember 2010

Bakteri pada Ikan dan Hasil Laut

IKAN

Bakteri patogen pada ikan terdiri atas :

  1. Gram negatif

Vibrio anguillarum, V.ordalii, V.salmonicida, V.alginolyticus, damsela, V.cholera (non O1), V.vulnificus, Aermonas salmonicida, subsp salmonicida, subsp achromogenes, subsp masoucida, A. hydrophila, Pasteurella piscicida, Providencia ruttgeri, Edwardsiella tarda, E.ictaluri, Serratia plymuthica, Yersinia ruckeri, Acinetobacter, Pseudomonas anguillispetica, P. chlororaphis, fluorescens, Flexibacter psychrophilus, F. columnaris, F. maritimus, Flavobacterium branchiophila, Richettsiales, Renibacterium salmoninarum, Eubacterium tarrantelus, Carnobacterium piscicola, Vagococcus salmoninarum.

  1. Gram positif

Lactococcus piscium, Staphilococcus sp. Streptococcus sp. Streptoverticilium, Clostridium botulinum.

  1. Acid fast patogen

Mycobcaterium marinum, M. fortuitum, M. chelonei, Nocardia asteroids, N. Seriolae.

* Bakteri yang sering ditemui pada ikan antara lain :

  1. Aeromonas hydrophila

Aeromonas hydrophila adalah bakteri berbentuk akar, motil, dengan diameter 0,3–1μm dan panjang 1–3,5μm, tanpa fase spora, biasanya tidak mempunyai kapsul, tumbuh optimum pada 28oC tetapi dapat tumbuh pada suhu ekstrim (4oC dan 37oC). Sifatnya yang metropolitan di lingkungan perairan memungkinkan terjadinya kontak pada ikan dan amfibi, dan bahkan memasuki hewan tersebut. Kontak tersebut dapat menyebabkan infeksi tergantung pada spesiesnya dan tingkat virulennya (Floyd, 2002).

Aeromonas hydrophila telah ditemukan pada berbagai jenis ikan air tawar di seluruh dunia, dan adakalanya pada ikan laut. Terdapat pandangan yang berbeda tentang peran yang tepat dari Aeromonas hydrophila sebagai ikan patogen. Beberapa peneliti menetapkan bahwa organisme ini hanya sebagai penyerang sekunder pada inang yang lemah, sedang yang lain menyatakan bahwa Aeromonas hydrophila adalah suatu patogen utama ikan air tawar (Hayes, 2000).

a. Serangan pada Ikan

A. hydrophila telah dihubungkan dengan beberapa penyakit pada ikan, termasuk busuk ekor, busuk sirip, dan haemorrahagic septicaemia. Haemorrahagic septicaemia ditandai oleh adanya luka kecil pada permukaan, sering mengarah pada pengelupasan sisik, pendarahan pada insang dan dubur, borok, bisul, exophthalmia (mata membengkak), dan pembengkakan perut. Pada bagian dalam, dimungkinkan adanya cairan ascitic di dalam rongga peritoneal, kekurangan darah merah, dan pembengkakan ginjal dan hati (Miyazaki dan Kage, 1985).

Agen etiologik dipindahkan secara horisontal (antar binatang selain dari induk dan keturunan) tetapi tidak secara vertikal (dari induk ke keturunan). Bakteri memperbanyak diri di dalam usus, menyebabkan suatu radang haemorrhagic mucuous-desquamative (pengeluaran lendir berlebihan). Metabolit beracun A. hydrophila diserap dari usus dan menginduksi keracunan. Pendarahan pada kapiler terjadi di permukaan sirip dan di submukosa perut. Sel hepatik dan epitel dari tubulus ginjal menunjukkan adanya degenerasi. Glomeruli dihancurkan dan jaringan menjadi berdarah, dengan eksudat dari serum dan fibrin (Miyazaki dan Jo, 1985).

Aeromonas menghasilkan banyak produk yang bersifat toksik bagi sel-sel lain. Beberapa dilepaskan dari sel aktif dalam bentuk terlarut, sedang yang lain tetap berasosiasi dengan permukaan sel, dan yang lainnya dilepaskan saat kematian sel. Tiga protein ekstraselular Aeromonas yang diketahui berkaitan dengan patogenitas telah dikloning, disekuen, dan dikarakterisasi secara biokimia. Protein tersebut yaitu aerolysin, GCAT (Glycerophospholipid Cholesterol Acyltransferase), dan serin protease (Rodriguez et al., 1992).

Penjangkitan penyakit biasanya berhubungan dengan perubahan kondisi lingkungan. Stres, overcrowding (populasinya padat), suhu tinggi, perubahan suhu secara mendadak, penanganan yang kasar, transfer ikan, rendahnya oksigen terlarut, rendahnya persediaan makanan, dan infeksi fungi atau parasit, berpengaruh pada perubahan fisiologis dan menambah kerentanan terhadap infeksi.

b. Serangan pada Manusia

Bakteraemia (bakteria di darah) adalah wujud patogenik paling umum Aeromonas pada manusia. Gejala ringan berupa demam dan kedinginan, tapi pada pasien yang sudah terinfeksi berat (infeksi bakteri yang berlebihan) sering menampakkan gejala sakit perut, mual, muntah-muntah, dan diare.

Tidak seperti gastroenteritis, infeksi Aeromonas bisa bersifat fatal atau berakibat kelemahan yang serius, seperti amputasi. Luka akibat Aeromonas dibagi menjadi tiga kategori berdasarkan kerusakan yang disebabkan yaitu selulitis, mionekrosis, dan ecthyma gangrenosum. Selulitis, luka akibat infeksi Aeromonas yang paling sering ditemukan, merupakan radang akut jaringan subkutaneus yang dicirikan dengan kemerahan dan indurasi yang dapat timbul dari luka atau sebagai akibat sampingan dari sepsis (Musher, 1980). Mionekrosis dan ecthyma, jenis infeksi Aeromonas yang jarang terlihat, khas ditemukan pada pasien yang rentan terinfeksi. Mionekrosis atau luka yang mudah meningkat dicirikan dengan pencairan otot dengan penghitaman jaringan yang mungkin berkelemayuh dengan pembentukan gas. Pasien ini membutuhkan terapi antimikrobial dan pemulihan, pasien yang gagal merespon upaya tersebut dapat berakibat amputasi (Haburchak, 1996).

  1. Vibrio Sp.

Vibrio sp. mempunyai sifat-sifat umum yaitu berbentuk batang yang bengkok, mempunyai satu batang cambuk yang yang terletak pada salah satu ujung batangnya. Kontaminasi bakteri ini pada manusia dapat terjadi bila mengkontaminasi makanan dan hasil-hasil laut, akibat penanganan dan perlakuan yang keliru. Vibrio sp. dapat mengakibatkan gastroenteritis dengan gejala umum yaitu diare encer dan seringkali berdarah, muntah, mual, demam dan kram perut.

Beberapa jenis Vibrio yang bersifat patogen yaitu dengan mengeluarkan toksin ganas dan seringkali mengakibatkan kematian pada manusia dan hewan. Vibrio cholera yang bersal dari darat atau air tawar, sudah dikenal sebagai penyebab penyakitmuntah berak diIndonesia (Thayib, 1977). Jenis Vibrio yang bersifat pada ikan dan invertebrata laut adalah Vibrio alginolyticus, V. damsela, V. charchariae, V.anguilarum, V. ordalli, V. cholerae, V. salmonicida, V. vulnificus, V. parahaemolyticus, V. pelagia, V. splendida, V. fischeri dan V. Harveyi.

  1. Salmonella dan Shigella

Salmonella adalah penyebab utama dari penyakit yang disebarkan melalui makanan (foodborne diseases). Pada umumnya, serotipe Salmonella menyebabkan penyakit pada organ pencernaan. Salmonella adalah suatu genus bakteri enterobakteria gram-negatif berbentuk tongkat yang menyebabkan tifus, paratifus, dan penyakit foodborne.[1] Spesies-spesies Salmonella dapat bergerak bebas dan menghasilkan hidrogen sulfida.

Ikan laut yang terserang bakteri Salmonella biasanya berlendir, nafsu makan turun, terdapat bercak-bercak pada tubuhnya, biasanya berwarna merah.

Apabila ikan yang tercemar salmonella dikonsumsi akan mengakibatkan diare, keram perut, dan demam dalam waktu 8-72 jam setelah memakan makanan yang terkontaminasi oleh Salmonella. Gejala lainnya adalah demam, sakit kepala, mual dan muntah-muntah.

Shigella merupakan bakteri gram negatif, bersifat fakultatif anaerob tapi paling baik tumbuh secara aerob. Organisme Shigella adalah batang pendek, koloninya koveks, bulat transparan, tidak membentuk spora. Pertumbuhan optimum terjadi pada suhu 37oC dalam keadaan aerobik. Shigella termasuk bakteri patogen di usus manusia dan primata penyebab shigella (disentri basher). Tanda-tanda ikan yang terkenal bakteri Shigella biasanya tidak terlihat, namun dapat dilihat dari gerakan ikan yang kurang lincah, sisik ikan terlepas dan pengapuran pada bagian mata.

Mengkonsumsi ikan laut yang tercemar bakteri tersebut akan mengakibatkan gejala muntah, nyeri usus dan keram. Pada kasus yang lebih parah kotoran mengandung darah dan lendir (disenteri) sebagai akibat adanya ulserasi pada mukosa usus. Gejalanya mulai 1-3 hari setelah terinfeksi dan kejadian penyakit ini biasanya berlangsung 4-7 hari, tetapi ada kalanya dapat berlangsung lebih lama. Setelah masa inkubasi yang pendek (1-2 hari), ada serangan tiba-tiba berupa sakit perut, demam dan diare cair.

  1. Streptococcus

Bakteri dari genus Streptococcus ini kadang-kadang menyebabkan penyakit pada ikan laut yang dibudidayakan, seperti ikan kerapu merah dan ikan beronang. Tanda-tanda dari infeksi penyakit ini biasanya tidak jelas, namun ikan terkadang terlihat lesu, tidak sehat, berenang tidak teratur dan pendarahan pada cornea. Biasanya penyakit ini diamati lewat pemerikasaan laboratorium.

Efek keracunan yang ditimbulkan akibat mengkonsumsi ikan yang terkontaminasi bakteri streptococcus biasanya ringan berupa pusing dan sedikit mual. Namun gejala ini bisa hilang begitu saja.

Ø Udang

Pada udang ditemukan bakteri dari spesies Bacillus, Micrococcus, Pseudomonas, Flavobacterium, Alkaligenes dan Proteus. Udang laut tropis banyak mengandung bakteri Gram positif yang bersifat mesofilik, sedangkan udang laut dingin mayoritas mengandung mikroflora Gram negatif yang bersifat psikrofilik seperti Pseudomonas, Moraxella, Acinobacter, Alkaligenes, Shewanella dan Flavobacterium.

Secara umum penyakit ataupun kasus keracunan karena mengkonsumsi udang disebabkan karena kontaminasi satu atau lebih mikroba:

Ø Patogen alami khususnya C.botulinum tipe E, V.cholerae. V.parahaemolyticus dan V.vulvinicus.

Ø Patogen dari lingkungan air akibat buangan limbah manusia atau limbah rumah tangga seperti: C.perfringens, Staphylococcus, Erysipelotrix, Edwardsiella, Salmonella, Shigella, Francissella dan beberapa spesies Vibrio

Ø Koliform atau koliform fekal yang berasal dari pekerja, seperti E.coli, Staphylococcus, Listeria monocytogenes dan Salmonella.

E.coli : diare yang disertai dengan darah, mual, muntah, deman, dingin, sakit kepala dan sakit otot.

Salmonella : mual,, sakit perut, sakit kepala, kedinginan dan diare

Listeria monocytogenes : gejala sakit perut ringan

Ø Kepiting

Kepiting dikumpulkan dekat Pulau Kodiak, Alaska, mengandung tingkat yang lebih tinggi dari bakteri dibandingkan kepiting dikumpulkan jauh dari wilayah tempat tinggal manusia. Bakteri yang terkait dengan kepiting dikumpulkan dekat Kodiak termasuk Enterocolitica yersinia, Klebsiella pneumoniae, dan koagulase-negatif aureus spesies; patogenisitas isolat ini telah didemonstrasikan pada tikus. Mikrokosmos penelitian menunjukkan bahwa populasi bakteri tertentu, misalnya, Vibrio cholera, bisa bioaccumulated pada jaringan insang kepiting.

Selain itu juga, terdapat bakteri Listeria monocytogenes, organisme yang dapat menyebabkan infeksi serius dan kadang-kadang fatal pada anak-anak, orang lemah atau tua dan orang lain dengan sistem kekebalan yang lemah.

Ø Rumput Laut

Berdasarkan hasil uji secara morfologi dan biokimia dari isolat bakteri pada rumput laut, didapatkan 4 jenis bakteri yang termasuk dalam golongan bakteri gram negatif yaitu Chromobacterium, Acinetobacter (dominan), Flavocytofaga, Vibrio. Bakteri tersebut juga didapatkan pada air laut, sehingga ada kecenderungan bahwa bakteri yang terdapat pada air laut menginfeksi rumput laut yang luka sehingga menyebabkan penyakit.

1. Chromobacterium violaceum

Chromobacterium violaceum adalah bakteri fakultatif anaerob, gram-negatif dan berbentuk batang serta berpigmen ungu. Bakteri ini umumnya ditemukan di daerah beriklim tropis dan subtropis, pada air dan tanah juga pada manusia dan hewan (bila terjadi infeksi). Bakteri ini merupakan satu-satunya spesies Chromobacterium yang bersifat patogen pada manusia.

2. Acinetobacter baumannii

Acinetobacter baumannii adalah bakteri gram-negatif yang dapat menyebabkan infeksi nosokomial pada manusia. Bakteri ini dapat tumbuh pada suhu 44°C, menggunakan berbagai jenis karbohidrat sebagai sumber nutrisi, dan mampu melekat pada sel epitelial manusia. Karakteristik dari bakteri ini adalah aerobik, berbentuk koko-basil, dan dapat dengan cepat tahan (resisten) terhadap berbagai antibiotik. Acinetobacter baumannii juga diketahui tahan (reisten) terhadap sabun dan antiseptik konvensional sehingga kontaminasi koloni bakteri ini pada tangan petugas kesehatan mudah terjadi.

2 komentar:

Wirsan mengatakan...

Asslm.. Boleh tau emailnya ga? buat shering aja, gw juga anak perikanan.. sapa tau bisa tukar2 informasi.... klo boleh reply juga di emailku ya di wirsan_ican@yahoo.com
gw juga punya blog tp tidak sebagus punya mba dewi di www.kakalau-cerah.blogspot.com

Unknown mengatakan...

mmm.. sebenernya sih,, aqw bukan mahasiswa perikanan.. tapi analis kesehatan..
waktu itu kebetulan ajah lagi belajar tentang bakteri pada ikan dan hasil laut.. jadi aqw sekalian ajahh posting di blog aqw.. hhe